Rasa yang tak terbalaskan - bagian 2
Aku tidak langsung memutuska apa yang telah aku mulai. Karena aku sadar aku yang telah memulai aku juga yang harus menanggung apa yang telah aku perbuat. Dalam kemarahanku itu aku mulai untuk berfikir jernih, aku tanyakan bagaimana hubungannya dengan pria itu? Yang membuat aku tercengang adalah mereka belum secara resmi untuk berpisah, jadi dapat aku simpulkan juga dia masih memiliki rasa kepada pria itu.
Pikiran-pikiran aneh pun sering muncul, apa aku hanya menjadi pelariannya saja? Mengapa dia mau menjadi pasangan ku. Aku pun tidak mengerti seperti apa yang dia rasakan, apa yang dia fikirkan? Apa yang dirasakan saat menerimaku sebagai pasangannya?
Perasaan gundah gulana ini terus ku alamai sepanjang minggu, mungkin aku terlalu bodoh untuk menerima semua ini. Aku terlalu dibutakan dengan perasaan ini sehingga tidak bisa menentukan apa yang harus aku lakukan.
Comments
Post a Comment